Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Gandeng Kampung Inggris Pare, SMKN 1 Sikur Ingin Cetak Generasi Emas

Minggu, 03 Agustus 2025 | Agustus 03, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-03T15:15:24Z


Kepala SMKN 1 Sikur teken MoU dengan Direktur Cambridge English Course Pare, Kediri Jawa Timur, Agus Mulyono, Sabtu (2/8)


SELONG - SMKN 1 Sikur, terus melakukan kerjasama. Kali melalui program English Rise.


English Rise merupakan sebuah inisiatif penguatan kemampuan berbahasa Inggris bagi peserta didik.


Bagai bersambut, program anyar sekolah menengah kejuruan ini, langsung teken MoU dengan Cambridge English Course (CEC) Pare, Kediri, Jawa Timur.


Meski baru tahap sosialisasi, program ini nampaknya langsung mendapat respons positif dari berbagai kalangan, utamanya dari wali murid hingga dinas terkait.


Hal itu bisa dilihat dari kehadiran mereka dalam sosialiasi pada hari Sabtu 2 Agustus 2025, kemarin yang digelar di lingkungan sekolah setempat.  Mulai dari tuan rumah, Kepala SMKN 1 Sikur, perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur, komite sekolah, tutor dari Kampung Inggris, serta para orang tua siswa.


"English Rise memang dirancang untuk memperkuat keterampilan siswa dalam berbahasa Inggris," kata Kepala Sekolah SMKN 1 Sikur, Hasbi Akhmad, ditemui disela kesibukannya, Sabtu (2/8)


Dia menerangkan, program itu merupakan kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa setempat. Sebagai modal penting dalam menghadapi dunia kerja, baik di dalam maupun luar negeri.


English Rise, disebutnya sebuah investasi kepercayaan diri. Agar mereka yang lulus keluar dari sekolah dengan kepala tegak dan siap bersaing.


Program ini terintegrasi dengan program unggulan lainnya. Seperti magang ke luar negeri untuk kelas XI, TPA Industri (magang langsung di dunia kerja) untuk kelas XII dan Awesome untuk kelas X.


Semua pembiayaan program ditanggung oleh sekolah dan komite, tanpa pungutan tambahan dari siswa. Hal ini dilakukan demi menciptakan pemerataan akses pendidikan bermutu, bahkan bagi siswa dari latar belakang ekonomi kurang mampu. 


Lantaran itu, pihaknya hadirkan langsung tutor dari Kampung Inggris. “Kami ingin anak-anak kami punya akses yang sama dengan siswa-siswa di luar sana yang mampu ikut pelatihan berbiaya tinggi," terangnya.


Kegiatan itu, bakal berlangsung selama 4 bulan untuk siswa kelas XI dari semua jurusan yang dibagi dalam dua tahap. 


Tahap pertama, dimulai dengan jurusan pariwisata selama dua bulan, dilanjutkan oleh jurusan ekonomi kreatif dengan waktu yang sama.


Pada akhir program ujar Hasbi, akan dilaksanakan uji publik berupa pidato, debat, drama, hingga kultum berbahasa Inggris. Bahkan, sekolah akan menghadirkan tamu mancanegara sebagai bagian dari ujian tersebut.


Ada 8 tutor yang terlibat dalam program ini, terdiri dari 4 laki-laki dan 4 perempuan. Para tutor juga diinapkan disini selama program berlangsung.


Selain memberikan manfaat langsung kepada siswa, kehadiran mereka diharapkan bisa menginspirasi para guru untuk mengadopsi metode pengajaran inovatif dan memperkuat kapasitas diri.


Bahkan terang Hasbi, ia juga akan membuka kelas khusus untuk guru di SMKN 1 Sikur. Sehingga nanti mereka punya kesetaraan juga dengan anak-anak siswa. "Jadi jangan siswa yang hebat tapi dirinya tidak hebat," terangnya


Program ini disambut antusias oleh para orang tua siswa yang hadir dalam kegiatan sosialisasi. Besar harapannya kolaborasi antara sekolah, komite, dan orang tua ini akan melahirkan generasi SMK yang percaya diri, kompeten, dan siap bersaing secara global.


“Ini adalah bentuk nyata sinergi kami menyambut visi Gubernur NTB ‘Makmur dan Mendunia’. SMKN 1 Sikur siap melahirkan generasi yang mendunia,” pungkas Hasbi.


Sementara itu, Direktur Cambridge English Course Pare, Kediri Jawa Timur, Agus Mulyono, menerangkan kesiapannya untuk mendukung peningkatan kemampuan berbahasa Inggris para siswa setempat. Program ini, bebernya, dirancang dengan pendekatan khas Kampung Inggris Pare, yang menekankan pada keterampilan speaking.


"Bagaimana anak bisa menggunakan kemampuan berbahasa Inggrisnya untuk berkomunikasi, baik dengan turis, guru, maupun teman," ucapnya.


Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi internasional sangat penting di era global, terlebih saat ini. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran dirancang agar, siswa merasa senang dan tidak terbebani saat belajar.


Menurutnya, selama ini banyak anak merasa bahasa Inggris itu sulit dan membosankan dan sulit. Melalui pendekatannya, mereka meyakini siswa akan belajar dengan senang, tanpa tekanan.


Program ini dirancang dengan intensitas tinggi, yakni tiga kali tatap muka setiap hari, masing-masing berdurasi 90 menit yang berlangsung dari hari Senin hingga Sabtu, selama empat bulan.


Dibagi dalam dua gelombang yang di mana gelombang pertama di mulai bulan Agustus sampai September dan gelombang kedua berlangsung Oktober hingga November.


Mereka akan membangun kelas yang menyenangkan. Agar tidak ada unsur paksaan dalam hati mereka dan mau mempelajari bahasa Inggris. "Makanya dengan adanya tutor-tutor kami yang dari pare ini, mereka jauh lebih semangat," terannya.


Sebagai bentuk evaluasi, diakhir program, siswa akan diuji melalui praktik langsung berkomunikasi dengan turis asing.


Menurutnya, beberapa sekolah yang sebelumnya mengikuti program serupa bahkan mengadakan kunjungan langsung ke kawasan wisata seperti Gili Trawangan. Siswa, bakal interaksi dengan turis didokumentasikan dan dibagikan melalui media sosial sekolah.


Meskipun waktu dua bulan per gelombang tergolong singkat, pihaknya pastikan mereka dibekali dasar yang kuat untuk dikembangkan lebih lanjut, baik di dunia kerja maupun saat melanjutkan pendidikan ke luar negeri.


"Insya Allah, di akhir program ini anak-anak sudah memiliki kemampuan dasar berbahasa Inggris yang cukup," yakinnya.

×
Berita Terbaru Update