![]() |
Wawancara: Sejumlah awak media sedang mewawancarai Wakil Bupati Lombok Timur, H Moh Edwin Hadiwijaya, Rabu (23/7) |
Selong - Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, menilai perhelatan Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII, tak memiliki dampak ekonomi yang signifikan.
Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Lombok Timur, H Moh Edwin Hadiwijaya, yang ditemui awak media usai gelar rapat koordinasi dengan panitia pelaksana kegiatan tersebut. Menurut Edwin, meski kegiatan itu digelar di Sembalun, namun dampaknya kecil, begitu pun dengan efek ekonominya.
Kendati demikian keterlibatan Pemda terlebih kehadiran beberapa provinsi pasti memiliki dampak yang lain.
"Tapi kepesertaan kita dan ada juga dari beberapa provinsi ada juga dampaknya," ucap Wabup Lotim, H Moh Edwin Hadiwijaya, Rabu (23/7).
Ucapan Edwin ini nampaknya bukan tanpa alasan, melainkan kegiatan tersebut merupakan gelaran pemerintah pusat. Terlebih Lotim, hanya mendapatkan satu cabang olahraga (Cabor), saja yakni trail run di Sembalun.
Dia menyebut Fornas hanya kegiatan rekreasi masyarakat. Tidak juga membutuhkan venue yang standar, berbeda dengan Pekan Olahraga Nasional (PON).
Atlit yamg berasal dari Gumi Patuh Karya bakal dilepas pada Jumat pagi yang datang. Sebanyak 254 orang bakal mengikuti 40 induk olahraga tersebut.
"Kita di Lotim memiliki organisasi Komite Olahraga Masyarakat Nasional (Kormi). Karena ini sifatnya rekreasi pembinaannya masing-masing cabang olahraga itu," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lombok Timur, Asrul Sani, mengatakan terpilihnya Sembalun sebagai salah satu venue karena sebelumnya ada Rinjani 100. Menurut panitia kata dia, pelaksana pusat, lokasi yang layak untuk lari trail.
Kegiatan ini menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Sehingga segala persiapan dilakukan oleh mereka.
Pemkab, lanjutnya, hanya bersifat koordinasi dan mendukung kegiatan itu. Segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan lari trail di Sembalun langsung di handle panitia pelaksana.
Peserta yang akan mengikuti lari trail di Sembalun sebanyak 210 di dua kategori yakni 10 kilo meter yang akan diikuti oleh 125 orang, dan 20 kilo meter 85 orang.
"Untuk koordinasi berhubungan dengan TNGR langsung ke TNGR, untuk wilayah yang berhubungan dengan KPH langsung dengan KPH," ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini tidak melalui jalur yang ekstrim. Karena ini sebutnya merupakan olahraga masyarakat yang sifatnya rekreasi.
Jalur itu, imbuhnya, cukup aman meski tetap menaiki bukit Pegasingan.
Gelaran ini erat kaitannya dengan pariwisata. Mulai dari kunjungan wisatawan meningkat, tingkat hunian hotel dan homestay, makan dan minum, dan warung diharapkan dapat kecipratan.
"Kita berharap dengan banyaknya penonton, masyarakat kita banyak dapat dampak ekonomi. Kegiatannya hanya sehari saja 27 Juli," terang Asrul.