SELONG - Tahun 2025 Kabupaten Lombok Timur, menyandang kasus stunting tertinggi di NTB. Mendapati kondisi ini, Pemkab Lotim melalui Dinas P3AKB perkuat strategi untuk menekan angka tersebut
Jika sebelumnya, hanya fokus pada penanganan kasus, kini Pemkab Lotim, bakal melakukan pendampingan kepada keluarga di mulai dari calon pengantin hingga balita.
Kepala Bidang Penyuluhan dan Penggerakan DP3AKB Lombok Timur, Nurhidayati menerangkan, pendampingan bukan hanya untuk ibu hami hingga balita saja, namun juga dimulai sejak calon pengantin dan pasangan usia subur.
Saat ini, terangnya, terdapat 3.063 anggota Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang telah ditempatkan di seluruh desa dan kelurahan. Setiap tim, terangnya, bertugas mendampingi sekitar 200 kepala keluarga, dengan ketua berasal dari unsur tenaga kesehatan yakni Bidan, PKK, dan Kader.
"Pendampingan menjadi langkah penting untuk memutus risiko stunting," kata Nurhidayati, Selasa (2/12/2025).
Pendampingan itu, imbuhnya, terutama bagi keluarga dengan kondisi ekonomi rentan, minim akses sanitasi, atau dengan kata lain masuk kategori miskin ekstrem.
Menurutnya, hal ini tidak bisa hanya mengandalkan intervensi penanganan, tetapi harus dibarengi dengan edukasi sejak dini.
Dikatakannya, intervensi tanpa pendampingan tidak akan efektif. Keluarga harus menjadi lingkungan pertama yang memahami pola hidup sehat dan pemenuhan gizi anak sejak dalam kandungan.
Selain pendampingan, TPK juga berperan dalam distribusi program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi ibu menyusui, balita, dan baduta di tingkat desa. Sebagai bentuk dukungan, para pendamping memperoleh insentif sebesar seribu per porsi yang mereka salurkan yang sebelumnya hanya Rp 500.
Dia menilai, kenaikan ini sebagai bentuk kerja sama, timbal balik yang menguntungkan kedua belah pihak.
Melalui strategi pendampingan terintegrasi ini, kata dia, pemerintah berharap angka stunting dapat menurun signifikan. Di samping itu kesadaran keluarga dalam menciptakan lingkungan tumbuh kembang anak yang sehat semakin meningkat.
“Program ini sifatnya simbiosis mutualisme, di satu sisi mendukung percepatan penurunan stunting, dan di sisi lain membantu proses distribusi ke penerima manfaat,” tutupnya.
