![]() |
Seminar: Sejumlah pejabat IAIH Pancor dan peserta sedang mengikuti seminar internasional, Rabu (17/05) |
SELONG - Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Haediknas), BEM Fakultas Tarbiyah Institute Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor, menyelenggarakan seminar internasional.
Kegiatan dengan tema Transformasi Pendidikan Islam di Era Digital Menuju Sumber Daya Manusia yang Berkarakter Maju di Asia Tenggara, itu mengundang dua narasumber ternama yaitu Prof Madya, Dr Mokmin Basri dan Dr TGH Husen Bin Haji Yusuf Malee.
Masing-masing dari Fakultas Multimedia Creative dan Komputer, University Islam Selangor dan Mudir Ma’had Darul Muslim Witya Nasa Mayo, Pattani Thailand.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengalaman akademik mahasiswa untuk berinteraksi dengan narasumber yang expert di bidang teknologi informasi yang menjadi tantangan dan peluang bagi Pendidikan Islam.
Dari pemaparan para pembicara dalam acara ini, mahasiswa banyak mendapatkan informasi mutakhir dan wawasan terkini bagaimana para mahasiswa sebagai kelompok Gen Z mengeksplore dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan skill akademik maupun non-akademik mereka.
Dalam sambutanya, Dekan Fakultas Tarbiyah, Dr Idawati, menyampaikan beberapa poin penting terkait dengan tantangan dan peluang dunia pendidikan islam di Asia Tenggara, dalam merespon teknologi informasi di Era Digital ini.
Diantaranya ialah fenomena tantangan ganda yang dihadapi yaitu Tradisi dan Modernitas.
"Pertanyaan penting yang diajukan adalah bagaimana Pendidikan Islam dapat mempertahankan inti etikanya (core ethics), sambil memanfaatkan kemajuan digital untuk memberdayakan generasi berikutnya?," papar Dr Idawati, Rabu (7/05) kemarin.
"Menurutnya, jawabannya bukan terletak pada penolakan teknologi atau adopsi teknologi secara mutlak, tetapi pada integrasi strategis," imbuhnya.
Sementara, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Hubungan Masyarakat, Dr H Abdul Hayyi Akrom, memaparkan transformasi dan dinamika kelembagaan Pendidikan Islam dalam konteks sejarahnya yang panjang.
"Mulai sistem halaqah, maqalah, sekolah kedai buku, salon sastra, madrasah, dan kulliyah (college)," ucap Dr Hayyi
Dalam paparannya, Dr. TGH Husen Bin Haji Yusuf Malee menyampaikan, pengalamannya sebagai penyelenggaran pendidikan islam di wilayah Pattani, Thailand. Selaku praktisi Pendidikan di negara bejuluk Negeri Gajah Putih itu, dia menekankan inti dari ajaran seperti Tauhid, Akhlak dan al-Qur’an dan Hadith.
"Core dari penyelenggaraan pendidikan islam dalam seluruh tingkatannya fokus pada bidang Tauhid, Akhlak dan al-Qur’an dan Hadits," ucapnya.
Sementara dari, Prof Madya dan Dr. Mokmin Basri, keduanya lebih fokus pada diri, pengalaman perkembangan teknologi informasi di Malaysia. Sebagai seorang yang expert di bidang teknologi informasi mereka menggarisbawahi fenomena transformasi perilaku dan pola pikir Gen Z, terutama dalam proses pembelajaran.
"Pemerintah Malaysia, bebernya, menyediakan infrastruktur seluas-luasnya untuk pengembangan devices yang memungkinkan peningkatan kualitas Pendidikan di Malaysia," ucap kedua narasumber tersebut.